Tuesday, July 22, 2025

DIKJUT CAVING

DIKJUT CAVING

 


Sekali Melangkah Pantang Untuk Kembali🔥

Salam Lestari!!✊🏻✊🏻


Dalam rangka mengembangkan kompetensi teknis anggota serta memperluas wawasan speleologis yang berorientasi pada aspek eksploratif, ilmiah, dan konservatif MAPALA PASCA telah menuntaskan Diklat Lanjutan (DIKJUT) Caving pada Rabu 16 Juli hingga Sabtu 19 Juli 2025, di Gua Tenggar (Lowo) Dsn. Tenggar, Ds. Tenggarejo, Kec. Tanggunggunung, Kab. Tulungagung dan Gua Manten, Dsn. Ngrancah, Ds. Ngepoh, Kec. Tanggunggunung, Kab. Tulungagung. Kegiatan ini bertujuan untuk mengeksplorasi gua dan mengidentifikasi potensi-potensi yang ada di dalamnya. Selama kegiatan, tim menemukan beberapa ornamen gua yang menarik, seperti stalaktit, stalagmit, gourdam, shawl/gordyn. Tim juga melakukan pengukuran dan dokumentasi tentang gua. Kegiatan caving ini berjalan dengan lancar dan aman. Tim berhasil mengeksplorasi gua dan mengidentifikasi potensi-potensi yang ada di dalamnya. Kegiatan ini juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan dan prosedur caving.

kegiatan ini secara nyata terlihat dari ditemukannya berbagai ornamen gua yang terbentuk secara alami selama ribuan hingga jutaan tahun, seperti stalaktit yang menggantung dari langit-langit gua, stalagmit yang menjulang dari dasar, gourdam yang terbentuk dari endapan kalsium dalam air, serta shawl atau gordyn yang menyerupai tirai batu kapur yang indah, yang semuanya tidak hanya memiliki nilai estetis, tetapi juga menjadi indikator penting dalam studi geologi dan hidrologi karst; dan lebih jauh lagi, seluruh rangkaian kegiatan berjalan dengan lancar, aman, dan terkendali, tanpa adanya insiden atau kendala berarti, berkat persiapan matang yang dilakukan oleh panitia serta kedisiplinan peserta dalam menerapkan prinsip safety first selama penelusuran, sehingga pada akhirnya kegiatan ini tidak hanya berhasil memperkuat keterampilan teknis dan kekompakan tim, tetapi juga membentuk kesadaran kolektif mengenai pentingnya konservasi lingkungan gua sebagai bagian dari ekosistem yang rapuh dan berharga, yang keberadaannya harus dijaga melalui pendidikan berkelanjutan, praktik eksplorasi yang bertanggung jawab, serta kolaborasi antara komunitas pecinta alam, akademisi, dan masyarakat lokal sebagai penjaga warisan alam tersebut.

No comments:

Post a Comment