DIKJUT
CAVING
Sekali Melangkah Pantang Untuk Kembali🔥
Salam Lestari!!✊🏻✊🏻
Dalam rangka mengembangkan kompetensi teknis anggota serta
memperluas wawasan speleologis yang berorientasi pada aspek eksploratif,
ilmiah, dan konservatif MAPALA PASCA telah menuntaskan Diklat Lanjutan (DIKJUT)
Caving pada Rabu 16 Juli hingga Sabtu 19 Juli 2025, di Gua Tenggar (Lowo) Dsn.
Tenggar, Ds. Tenggarejo, Kec. Tanggunggunung, Kab. Tulungagung dan Gua Manten,
Dsn. Ngrancah, Ds. Ngepoh, Kec. Tanggunggunung, Kab. Tulungagung. Kegiatan ini
bertujuan untuk mengeksplorasi gua dan mengidentifikasi potensi-potensi yang
ada di dalamnya. Selama kegiatan, tim menemukan beberapa ornamen gua yang
menarik, seperti stalaktit, stalagmit, gourdam, shawl/gordyn. Tim juga
melakukan pengukuran dan dokumentasi tentang gua. Kegiatan caving ini berjalan
dengan lancar dan aman. Tim berhasil mengeksplorasi gua dan mengidentifikasi
potensi-potensi yang ada di dalamnya. Kegiatan ini juga meningkatkan kesadaran
akan pentingnya keselamatan dan prosedur caving.
kegiatan ini secara nyata terlihat dari ditemukannya berbagai
ornamen gua yang terbentuk secara alami selama ribuan hingga jutaan tahun,
seperti stalaktit yang menggantung dari langit-langit gua, stalagmit yang
menjulang dari dasar, gourdam yang terbentuk dari endapan kalsium dalam air,
serta shawl atau gordyn yang menyerupai tirai batu kapur yang indah, yang
semuanya tidak hanya memiliki nilai estetis, tetapi juga menjadi indikator
penting dalam studi geologi dan hidrologi karst; dan lebih jauh lagi, seluruh
rangkaian kegiatan berjalan dengan lancar, aman, dan terkendali, tanpa adanya
insiden atau kendala berarti, berkat persiapan matang yang dilakukan oleh
panitia serta kedisiplinan peserta dalam menerapkan prinsip safety first selama
penelusuran, sehingga pada akhirnya kegiatan ini tidak hanya berhasil
memperkuat keterampilan teknis dan kekompakan tim, tetapi juga membentuk
kesadaran kolektif mengenai pentingnya konservasi lingkungan gua sebagai bagian
dari ekosistem yang rapuh dan berharga, yang keberadaannya harus dijaga melalui
pendidikan berkelanjutan, praktik eksplorasi yang bertanggung jawab, serta
kolaborasi antara komunitas pecinta alam, akademisi, dan masyarakat lokal
sebagai penjaga warisan alam tersebut.
No comments:
Post a Comment