Indonesia
memiliki kisah yang panjang tentang para petualang yang tidak pernah lelah
untuk belajar kepada alam, yang tidak pernah berhenti untuk terus mencari tanda-tanda
kebesarannya, yang tidak pernah bosan untuk terus berkenalan dengan kearifan
lokal. Kekayaan alam dan keberagaman bangsa Indonesia memang menjadi motivasi
yang kuat untuk seorang pemuda melangkahkan kakinya pergi berpetualang ke alam
dan plosok negri.
Seperti kata Gie, seorang aktivis yang juga
merupakan perintis organisasi Mahasiswa Pecinta Alam pada masanya “Mencintai tanah air Indonesia dapat
ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan
jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat,
karena itulah kami NAIK GUNUNG.”
Seperti itulah seorang Gie memilih alasan untuk berpetualang ke atas gunung, untuk lebih mencintai indonesia, atau mungkin karena seorang Gie yang lelah dan ingin mencari ketenangan di tengah-tengah situasi yang segala sesuatunya serba ter-politisasi dan sistem pemerintahan yang otoriter.
Zaman
pasti akan berubah dan setiap orang pasti akan memilih sikap yang berbeda-beda,
termasuk dalam hal berpetualang. Jika dulu sebelum semuanya serba modern dan
canggih seorang Gie memilih mendaki karena kecintaannya dengan Indonesia,
mungkin anak-anak muda zaman sekarang memiliki alasan yang berbeda dengan
pendahulu mereka. Berpetualang untuk belajar, berpetualang untuk mencari uang,
berpetualang untuk mencari kesenangan atau berpetualang agar terlihat kekinian
dan menjadi anak hits dengan foto di atas ketinggian. Tapi setiap orang memang
berhak untuk memilih alasannya sendiri,
dan itu tidaklah salah.
Jika
saat ini alam, hutan dan gunung menjadi lebih ramai. itu bukanlah salah
siapa-siapa. Ini lebih kepada tentang sikap kita dan kesiapan kita untuk
menerima perubahan. Bagaimana agar kedepannya kisah petualangan ini tetap
berlanjut dengan berbagai keragaman alasan para petualang itu sendiri, tidak
perduli apa alasanmu pergi melangkahkan kaki ke alam karena hobi, refresing,
pekerjaan, atau proses pembelajaran dari
suatu organisasi. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa saling
mengingatkan untuk tetap safety prosedur
ketika berpetualang, untuk tetap menjaga dan menghormati kearifan lokal, untuk
tetap menghargai dan merawat alam. Bukan untuk siapa-siapa kita saling
mengingatkan, semuanya kembali kepada keluarga besar para pecinta petualang itu
sendiri, dan tentunya kembali kepada kebaikan alam.
No comments:
Post a Comment