Wednesday, October 30, 2024

MENGARUNGI ARUS DERAS DENGAN KEBERANIAN DI SUNGAI BOGOWONTO

MENGARUNGI ARUS DERAS DENGAN KEBERANIAN DI SUNGAI BOGOWONTO

 

Karennia Wahdah, Sa’ad Alhakim

Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Karennia16@gmail.com, saadalhakim54@gmail.com

 

ABSTRAK

    Perkembangan arung Jeram Indonesia, sejarah petualangan sungai di Indonesia dimulai sekitar awal tahun 1970-an dengan istilah olahraga arus deras (ORAD). Kelompok pecinta alam dari Bandung dan Jakarta menjadi pelopor berkembangnya olahraga ini sehingga kemudian menjadi salah satu olahraga petualangan yang paling diminati para pecinta alam. Olahraga arus deras merupakan kegiatan esktrim yang dilakukan disungai yang memiliki Jeram atau bagian Sungai yang terdapat Jeram. Jeram merupakan aliran Sungai yang alirannya deras dan menurun. Olahraga arus deras ini menggunakan peralatan seperti perahu karet, dayung, helm dan pelampung sebagai pelindung tubuh, selama melakukan kegiatan pengarungan untuk menyusuri sepanjang Sungai. Olahraga arus deras atau yang biasa disebut dengan rafting merupakan olahraga air yang cukup menantang bagi para penggemar. Olahraga arus deras juga mempunyai Kesehatan bagi fisik dan mental. Mapala PASCA merupakan unit kegiatan mahasiswa IAIN Ponorogo merupakan organisasi yang bergerak pada kegiatan Outdoor Sport, terdapat lima divisi yaitu, Gunung Hutan (GH), Susur Goa (caving), Rock Climbing (RC), Pelestarian Lingkungan Pengabdian Masyarakat (PLPM) dan Olahraga Arus Deras (ORAD).

Kata Kunci :  ORAD Kegiatan Ekstrim, ORAD mempengaruhi Kesehatan tubuh

 

ABSTRACT

The development of rafting in Indonesia, the history of river adventure in Indonesia began around the early 1970s with the term rapid current sport (ORAD). Nature lovers from Bandung and Jakarta became the pioneers of the development of this sport so that it later became one of the adventure sports that nature lovers are most interested in. Heavy current sports are extreme activities carried out in rivers that have rapids or parts of the river where there are rapids. Rapids are rivers whose flow is heavy and down. This fast-current sport uses equipment such as rubber boats, paddles, helmets and buoys as body protection, while carrying out rafting activities to go along the river. Fast-current sports or commonly known as rafting are quite challenging water sports for fans. Fast-flow sports also have health for the physical and mental. Mapala PASCA is a student activity unit of IAIN Ponorogo is an organization engaged in Outdoor Sport activities, there are five divisions, namely, Forest Mountain (GH), Cave Trail (caving), Rock Climbing (RC), Community Service Environmental Conservation (PLPM) and Rapid Current Sports (ORAD).

Keywords: ORAD Extreme Activities, ORAD affects body health


A.    PENDAHULUAN

Olahraga arus deras merupakan kegiatan mengarungi Sungai atau arung jeram merupakan olah raga ekstrem di sungai dengan aliran air yang deras dan cepat. Olahraga ini meliputi white water rafting, kayaking, canoeing, dan bahkan kini telah dikembangkan body boarding atau riverboarding yaitu arung jeram dengan menggunakan sejenis papan luncur. Olahraga bisa menjadi alasan seseorang memilih liburan dengan menjadikan aktivitas olahraga sebagai komponen liburan, selain mencari pelarian dan istirahat dalam rutinitas sehari-hari saat berlibur, wisatawan juga menggunakan aktivitas olahraga sebagai sarana relaksasi dan kesempatan untuk menemukan olahraga baru.[1]

Indonesia merupakan negara kepulauan benyak sekali kekayaan alam yang Indonesia miliki. Indonesia mempunyai banyak daerah perairan dan salah satunya Sungai yang berada diseluruh penjuru. Indonesia memiliki sekitar 5.590 sungai besar dan 65.017 anak sungai. Selain itu, Indonesia juga memiliki 42.210 daerah aliran sungai (DAS). Beberapa sungai terpanjang di Indonesia di antaranya: Sungai Kapuas, Sungai Mahakam, Sungai Barito, Sungai Batanghari, Sungai Musi, Sungai Mamberamo, Sungai Bengawan Solo, Sungai Digul.[2]

Sungai bogowonto yang berada di kabupaten purworejo Sungai Bogowonto (Bhagawanta) atau disebut juga Bogowonto adalah sebuah sungai di pulau Jawa yang terletak di wilayah Provinsi Jawa TengahIndonesia, yang bermuara ke Samudra Hindia. Sungai ini berhulu di dataran tinggi di daerah Kedu tepatnya di Gunung Sumbing, Desa Banyumudal, Kecamatan SapuranKabupaten Wonosobo. Selain itu juga berasal dari Pegunungan Menoreh serta Pegunungan Serayu Selatan. Panjang Sungai Bogowonto adalah sekira 67 Km mengalir dari utara ke selatan.

Secara administratif Sungai ini meliputi tiga kabupaten yaitu Kabupaten Wonosobo serta Kabupaten Magelang di bagian hulu dan Kabupaten Purworejo di selatan sebagai hilir. Wilayah Kabupaten Wonosobo sungai ini melewati Kecamatan Sapuran dan Kecamatan Kepil Sementara di Kabupaten Purworejo melintasi Kecamatan Bener, Kecamatan Loano, Kecamatan Purworejo, Kecamatan Bagelen, Kecamatan Banyuurip dan Kecamatan Purwodadi.

Kagiatan spesialisasi dalam mengarungi Sungai yang terdapat Jeram merupakan penunjang pendidikan bagi peneliti yang diebut sebagai spesialisasi Olahraga Arus Deras (ORAD) dibawah naungan MAPALA PASCA IAIN Ponorogo. Kegiatan pengarungan yang dilakukan disungai Bogowonto sudah berbekal dengan pengetahuan, keterampilan dan kebutuhan yang dibutuhkan untuk keselamat selama melakukan kegiatan pengarungan disungai, seperti pengetahuan cara berenang, mendayung dan lain sebagainya.


B.     METODE

1.      Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menunjang kegiatan spesialisasi yang berlokasi di Sungai Bogowonto Kabupaten Purworejo, yaitu Lokasi Kegiatan Terletak Di Kabupaten Purworejo, Sungai Bogowonto (Titik Start Penungkulan Gebang Purworejo, Karang jetak, Penungkulan, Gebang, Purworejo Regency Central Java). (Titik Finish Tlepo, Loano, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah).

2.      Waktu dan Alat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 22 Februari sampai dengan 26 Februari 2024. Alat yang digunakan dalam penelitian yaitu, untuk perlatan tim menggunakan perahu oval, pompa, throw rope, repair kit perahu, drybag dan p3k. sedangkan untuk peralatan pribadi yaitu pelampung, dayung, helm, peluit Sepatu dan pakaian lapangan.

3.      Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini yaitu dengan cara wawancara dan observasi. Penelitian dilakukan dengan cara mengamati langsung Ketika kegiatan di lapangan. Data juga di dapatkan dari MAPALA Setempat yaitu MAPALA SURYA RIMBA.


C.    ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1.      Kajian Teori

a.       Sejarah petualangan sungai di Indonesia dimulai sekitar awal tahun 1970-an dengan istilah olah raga arus deras (ORAD). Dipelopori oleh rekan-rekan pecinta alam dari Bandung (WANADRI) dan Jakarta (MAPALA UI), olah raga ini kemudian menjadi salah satu olah raga petualangan yang paling diminati para pecinta alam. Pada tahun 1975, WANADRI menggelar Citarum Rally I. Sekitar tahun 1975, Mapala UI mengembangkan juga olah raga ini dengan istilah arung jeram. Saat ini kegiatan arung jeram tidak hanya dapat dinikmati segelintir kelompok pencinta alam. Sejak 1990 di berbagai daerah kegiatan ini telah berkembang menjadi satu atraksi wisata yang sangat digemari. Sejalan dengan perkembangan tersebut, kegiatan ini juga berkembang menjadi satu olah raga prestasi yang juga sangat menarik untuk digeluti dan ditonton.[3]

b.      Pengarungan merupakan kegiatan mengarungi sungai yang membutuhkan keahlian dalam melaksanakannya. Pengarungan biasa dilakukan oleh lima orang atau lebih, salah satu dari tim menjadi seorang skipper. Skipper merupakan orang yang memegang kendali atas mengarahkan atau menjadi seorang pemandu dalam pengarungan.

1)       Etika arung jeram

a)      Tidak membuang sampah disungai.

b)      Ceklist perlengkapan yang dibutuhkkan saat pengarungan.

c)      Selalu menggunakan pelampung saat pengarungan dan juga saat berada di tepi sungai.

d)     Rawat perlengkapan.

e)      Menjagga kekompakan tim saat pengarungan.

2)       Perawatan perahu

a)      Jangan merokok didekat perahu.

b)      Jangan menduduki perahu ketika perahu ada didarat.

c)      Jauhkan perahu dari api dan benda tajam.

d)     Cucilah perahu dan peralatan yang lainnya setelah digunakan.

e)      Simpan perahu dalam keadaan kering dan terpompa serta diberikan alas.

f)       Simpan perahu di tempat yang kering, tidak lembab dan jangan terkena sinar matari secara langsung.

g)      Jauhkan perahu dari binatang pengerat yang merusak.

h)      Sebelum dan sesudah digunakan siram perahu dan jangan sampai kering.

i)        Jangan menyeret perahu dan peralatan yang lainnya ketika didarat.

j)        Dalam penyimpanan perahu diposisikan dalam keadaan miring.

k)      Jangan menjemur perahu terlalu lama. (12) Selalu mengecek peralatan dan perahu secara berskala.

l)        Jangan menambahkan aksesoris perahu yang tidak berguna yang dapat membahayakan perahu dan awaknya.

3)       Perawatan pelampung

a)      Jangan menggunakan pelampung jika tidak sesuai ukuran.

b)      Keringkan pelampung ketika sudah selesai digunakan.

c)      Pelampung bukanlan bantal kaki atau ganjalan perut.

d)     Jangan meninggalkan pelampung diatas perahu untuk waktu yang lama jika tidak digunakan.

c.       Karakteristik Sungai

Terbentuknya karakteristik sungai karena gravitasi bumi yang disebabkan dengan perbedaan ketinggian antara satu tempat dengan tempat lainnya. Jeram merupakan air yang mengalir yang disebabkan oleh perbedaan kemiringan sungai serta melintasi suatu rintangan.[4]

1)      Karakteristik sungai yang sering ditemui diantaranya :

a)      Ombak atak wave merupakan permukaan air yang bergelombang karena melewati rintangan.

b)      Belokkan atau bends merupakan yang ada disungai dan arus yang paling deras pada belokan dibagian luar.

c)      Arus atau stream merupakan air mengalir yang disebabkan oleh kemiringan sungai dan perbedaan ketinggian dasar sungai arus dibedakan menjadi tiga macam yaitu diantaranya Arus utama atau mainstream merupakan arus yang paling besar diantara arus yang lain. Gelombang berdiri atau standing wave merupakan gelombang yang terbentuk karena benturan arus yang kuat dengan rintangan yangg ada disungai. Arus balik atau reserval merupakan arus yang berputar ke atas dengan adanya perubahan bidang jatuh yang cukup drastis setelah melewati rintangan.[5]

d)     Rintangan Holes merupakan bentuk dasar sungai tertentu yang dapat membuat arus balik. Kekuatan holes ini berubah-ubah tergantung dengan tinggi muka air.

e)      Undercut merupakan rongga tebing yang berada didalam air terbentuk karena pengikisan air sungai. Entrapment merupakan celah antara dua batu pada dasar sungai yang dapat menyebabkan kaki terjepit. Strainer merupakan rintangan dari pohon tumbang, bambu tumbang, atau ranting kayu yang ada di dalam air dan di atas permukaan air.

f)       Eddies yaitu, dimana air berhenti atau air yang mengalir ke hulu secara horizontal yang terjadi karena adanya arus yang menabrak rintangan.

g)      Pillow merupakan kondisi batuan yang dekat dengan permukaan air.

h)      Stoper merupakan batuan yang terlihat dengan jelas dari permukaan air dan tak jarang formasi batuan membentuk jeram.

i)        Lidah air merupakan awal dari suatu percepatan air ada sebuah lidah dari arus air yang cepat dan biasanya membentuk huruf V.

2.      Hasil Penelitian

Gambar 1 Persiapan pengarungan

Kegiatan yang dilakukan di alam bebas sngat menyenangkan sekaligus menanntang. Akan tetapi kegiatan di alam bebas juga mempunyai hal-hal yang sangat berbahaya. Sebagai seseorang yang melakukan pengarungan disungai harus mempunyai pemikiran yang cepat dan tepat ketita mengahdapi masalah yang terjadi saat pengarungan.

Pengarungan Hal penting dalam suatu pengarungan adalah seluruh anggota tim sudah paham dengan apa yang harus dilakukan. Pengarahan biasanya dilakukan oleh pemimpin tim untuk pengarungan yang telah disepakati bersama. Posisi anggota tim yang didepan melakukan scouting dan juga melakukan dayungan pancung Ketika perahu tidak lurus. Scounting juga dilakukan oleh pimpinan grup untuk segera menentukan jaluur yang akan dilalui. Kekompakan saat mendayung dan komunikasi yang baik juga sangat diperlukan agar perahu berjalan sesuai dengan arah. Pengarungan dibagi mejadi dua tim untuk perahu satu digunakan untuk tim darat. Setiap pengarungan peserta belajar menjadi skipper. Pada saat pengarungan juga melakukan scouting.

Mapping merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui titik Jeram yang dapat kita lalui untuk pengarungan. Hal yang perlu diperhatikan saat mapping yaitu komunikasi antar anggota tim agar satu pemahaman saat pengaplikasian terdapat kesalahan ketika saya menjadi notulen yaitu saat kompasmen menyebutkan hasil bidikan azimuth dan back azimuth saya salah mendengar hasil yang seharusnya mendapatkan hasil mapping 230 meter menjadi 220 meter. Yaitu, untuk mengatasi kendala tersebut seharusnya posisi leader berada di Tengah tengah antara kompasman agar bisa menyampaikan hasil bidikan ke notulen tanpa harus berteriak karena jika terlalu sering melakukan hal itu dapat menuras tenaga, serta membuat tenggorakan sakit. Untuk jarak jeram mendapatkan 220 meter dengan total jeram 4, untuk karakteristik sungai sendiri berbatuan dan jumlah jeram sendiri banyak dan menemui flat hanya satu atau dua dan untuk objek yang sering ditemui seperti pillow, stoper dan standing wave.

Water rescue Merupakan kegiatan pertolongan serta penyelamatan korban dan memindahkan korban dari tempat kejadian ke tempat yang lebih aman. Prioritas rescue Keselamatan diri sendiri, Keselamatan setiap orang yang terlibat didalam tim rescue, Keselamatan peralatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat rescue Menganalisa situasi, Merencanakan  Komunikasi, Melaksanakan apa yang sudah direncanakan dan Kembali ke rencana berikutnya atau rencana selanjutnya. Water rescue (by man by rope), Water rescue (by rope) dan Water rescue (by man).

D.    KESIMPULAN

Kegiatan olahraga arus deras (ORAD) atau rafting suatu kegiatan mengarungi  Sungai yang memiliki Jeram. Olahraga Arus Deras ini merupakan kegiatan yang bisa dijadikan sebagai salah satu kegiatan wisata didaerah Sungai dan juga mempunyai banyak manfaat seperti memperluas pengetahuan  terkait karakteristik Sungai, mapping Jeram Teknik rescue dan cara dayungan serta melatih kekuatan fisik dan juga mental. Kegiatan pengarungan memerlukan persiapan yang sangat matang mulai dari segi peralatan dan keselamatan mental dan fisik anggota tim. Tantangan yang dihadapi Ketika melakukan pengarungan di  Sungai bogowonto yaitu bagaimana jiwa kita harus yakin, berani dan mengambil Keputusan yang tepat dalam melakukan pengarungan agar kondisi tim tetap baik.

 

DAFTAR PUSTAKA

Ekawaty, Reni, Yonariza Yonariza, Eri Gas Ekaputra, dan Ardinis Arbain. “Telaahan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Dalam Pengelolaan Kawasan Daerah Aliran Sungai di Indonesia.” Journal of Applied Agricultural Science and Technology 2, no. 2 (15 Agustus 2018): 30–40. https://doi.org/10.32530/jaast.v2i2.42.

Federasi Arung Jeram Indonesia, Indonesia White Water Federation, FAJI is Member of

International Rafting Federation, since 2000

Komaini, Anton, Andri Gemaini, dan Andi Syaputra. “Pelaksanaan Olahraga Arung Jeram di Sungai Batang Sangir Kabupaten Solok Selatan.” Gelanggang Olahraga: Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga (JPJO) 2, no. 1 (29 Desember 2018): 167–75. https://doi.org/10.31539/jpjo.v2i1.421.

Nuryanti, Wiendu (2004). Pedoman Pengembangan Desa Wisata Di Jawa Barat, Bandung.

Saputra, Trio Adi. “TINGKAT KEBUGARAN CALON ANGGOTA HIMPUNAN MAHASISWA PENCINTA ALAM UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA DALAM PERSIAPAN PENDAKIAN ‘RED SCARF 3.000 MDPL’” 09, no. 04 (2021).

Sumarsono, Rhama Nurwansyah. “HUBUNGAN ANTARA POWER LENGAN, FLEKSIBILITAS PINGGANG, DAN RASA PERCAYA DIRI TERHADAP HASIL PRESTASI DAYUNG NOMOR KAYAK SLALOM ARUS DERAS.” Motion: Jurnal Riset Physical Education 8, no. 1 (23 Maret 2018): 111–21. https://doi.org/10.33558/motion.v8i1.480.


No comments:

Post a Comment