MENGARUNGI ARUS DERAS
DENGAN KEBERANIAN DI SUNGAI BOGOWONTO
Karennia Wahdah, Sa’ad
Alhakim
Institut Agama Islam Negeri
Ponorogo
Karennia16@gmail.com, saadalhakim54@gmail.com
ABSTRAK
Perkembangan arung Jeram Indonesia, sejarah
petualangan sungai di Indonesia dimulai sekitar awal tahun 1970-an dengan
istilah olahraga arus deras (ORAD). Kelompok pecinta alam dari Bandung dan
Jakarta menjadi pelopor berkembangnya olahraga ini sehingga kemudian menjadi
salah satu olahraga petualangan yang paling diminati para pecinta alam.
Olahraga arus deras merupakan kegiatan esktrim yang dilakukan disungai yang
memiliki Jeram atau bagian Sungai yang terdapat Jeram. Jeram merupakan aliran
Sungai yang alirannya deras dan menurun. Olahraga arus deras ini menggunakan
peralatan seperti perahu karet, dayung, helm dan pelampung sebagai pelindung
tubuh, selama melakukan kegiatan pengarungan untuk menyusuri sepanjang Sungai.
Olahraga arus deras atau yang biasa disebut dengan rafting merupakan
olahraga air yang cukup menantang bagi para penggemar. Olahraga arus deras juga
mempunyai Kesehatan bagi fisik dan mental. Mapala PASCA merupakan unit kegiatan
mahasiswa IAIN Ponorogo merupakan organisasi yang bergerak pada kegiatan Outdoor
Sport, terdapat lima divisi yaitu, Gunung Hutan (GH), Susur Goa (caving),
Rock Climbing (RC), Pelestarian Lingkungan Pengabdian Masyarakat (PLPM)
dan Olahraga Arus Deras (ORAD).
Kata Kunci : ORAD
Kegiatan Ekstrim, ORAD mempengaruhi Kesehatan tubuh
ABSTRACT
The development of rafting in Indonesia, the history
of river adventure in Indonesia began around the early 1970s with the term
rapid current sport (ORAD). Nature lovers from Bandung and Jakarta became the
pioneers of the development of this sport so that it later became one of the
adventure sports that nature lovers are most interested in. Heavy current
sports are extreme activities carried out in rivers that have rapids or parts
of the river where there are rapids. Rapids are rivers whose flow is heavy and
down. This fast-current sport uses equipment such as rubber boats, paddles,
helmets and buoys as body protection, while carrying out rafting activities to
go along the river. Fast-current sports or commonly known as rafting are quite
challenging water sports for fans. Fast-flow sports also have health for the
physical and mental. Mapala PASCA is a student activity unit of IAIN Ponorogo
is an organization engaged in Outdoor Sport activities, there are five
divisions, namely, Forest Mountain (GH), Cave Trail (caving), Rock Climbing
(RC), Community Service Environmental Conservation (PLPM) and Rapid Current
Sports (ORAD).
Keywords: ORAD
Extreme Activities, ORAD affects body health
A.
PENDAHULUAN
Olahraga
arus deras merupakan kegiatan mengarungi Sungai atau arung jeram merupakan olah
raga ekstrem di sungai dengan aliran air yang deras dan cepat. Olahraga ini
meliputi white water rafting, kayaking, canoeing, dan bahkan kini
telah dikembangkan body boarding atau riverboarding yaitu arung
jeram dengan menggunakan sejenis papan luncur. Olahraga bisa menjadi alasan seseorang
memilih liburan dengan menjadikan aktivitas olahraga sebagai komponen liburan,
selain mencari pelarian dan istirahat dalam rutinitas sehari-hari saat
berlibur, wisatawan juga menggunakan aktivitas olahraga sebagai sarana
relaksasi dan kesempatan untuk menemukan olahraga baru.[1]
Indonesia
merupakan negara kepulauan benyak sekali kekayaan alam yang Indonesia miliki.
Indonesia mempunyai banyak daerah perairan dan salah satunya Sungai yang berada
diseluruh penjuru. Indonesia memiliki sekitar 5.590 sungai besar dan
65.017 anak sungai. Selain itu, Indonesia juga memiliki 42.210 daerah
aliran sungai (DAS). Beberapa sungai terpanjang di Indonesia di antaranya:
Sungai Kapuas, Sungai Mahakam, Sungai Barito, Sungai Batanghari, Sungai Musi,
Sungai Mamberamo, Sungai Bengawan Solo, Sungai Digul.[2]
Sungai bogowonto yang berada di kabupaten purworejo Sungai
Bogowonto (Bhagawanta) atau disebut juga Bogowonto adalah
sebuah sungai di pulau Jawa yang terletak di wilayah Provinsi Jawa Tengah, Indonesia, yang bermuara ke Samudra Hindia. Sungai ini berhulu di dataran tinggi di daerah Kedu tepatnya di Gunung Sumbing, Desa Banyumudal, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo.
Selain itu juga berasal dari Pegunungan Menoreh serta Pegunungan Serayu Selatan. Panjang Sungai Bogowonto adalah sekira 67 Km mengalir
dari utara ke selatan.
Secara administratif Sungai ini meliputi tiga kabupaten
yaitu Kabupaten Wonosobo serta Kabupaten Magelang di
bagian hulu dan Kabupaten Purworejo di
selatan sebagai hilir. Wilayah Kabupaten Wonosobo sungai
ini melewati Kecamatan Sapuran dan Kecamatan Kepil Sementara di Kabupaten Purworejo melintasi
Kecamatan Bener,
Kecamatan Loano,
Kecamatan Purworejo,
Kecamatan Bagelen,
Kecamatan Banyuurip dan
Kecamatan Purwodadi.
Kagiatan spesialisasi dalam mengarungi Sungai yang terdapat Jeram
merupakan penunjang pendidikan bagi peneliti yang diebut sebagai spesialisasi
Olahraga Arus Deras (ORAD) dibawah naungan MAPALA PASCA IAIN Ponorogo. Kegiatan
pengarungan yang dilakukan disungai Bogowonto sudah berbekal dengan
pengetahuan, keterampilan dan kebutuhan yang dibutuhkan untuk keselamat selama
melakukan kegiatan pengarungan disungai, seperti pengetahuan cara berenang,
mendayung dan lain sebagainya.
B. METODE
1. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menunjang kegiatan spesialisasi
yang berlokasi di Sungai Bogowonto Kabupaten Purworejo, yaitu Lokasi Kegiatan
Terletak Di Kabupaten Purworejo, Sungai Bogowonto (Titik Start Penungkulan
Gebang Purworejo, Karang jetak, Penungkulan, Gebang, Purworejo Regency Central
Java). (Titik Finish Tlepo, Loano, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo, Jawa
Tengah).
2. Waktu dan Alat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 22 Februari sampai dengan 26
Februari 2024. Alat yang digunakan dalam penelitian yaitu, untuk perlatan tim
menggunakan perahu oval, pompa, throw rope, repair kit perahu, drybag
dan p3k. sedangkan untuk peralatan pribadi yaitu pelampung, dayung, helm,
peluit Sepatu dan pakaian lapangan.
3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini yaitu dengan
cara wawancara dan observasi. Penelitian dilakukan dengan cara mengamati
langsung Ketika kegiatan di lapangan. Data juga di dapatkan dari MAPALA
Setempat yaitu MAPALA SURYA RIMBA.
C. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Kajian Teori
a. Sejarah petualangan sungai di Indonesia dimulai sekitar awal tahun
1970-an dengan istilah olah raga arus deras (ORAD). Dipelopori oleh rekan-rekan
pecinta alam dari Bandung (WANADRI) dan Jakarta (MAPALA UI), olah raga ini
kemudian menjadi salah satu olah raga petualangan yang paling diminati para
pecinta alam. Pada tahun 1975, WANADRI menggelar Citarum Rally I. Sekitar tahun
1975, Mapala UI mengembangkan juga olah raga ini dengan istilah arung jeram.
Saat ini kegiatan arung jeram tidak hanya dapat dinikmati segelintir kelompok
pencinta alam. Sejak 1990 di berbagai daerah kegiatan ini telah berkembang
menjadi satu atraksi wisata yang sangat digemari. Sejalan dengan perkembangan
tersebut, kegiatan ini juga berkembang menjadi satu olah raga prestasi yang
juga sangat menarik untuk digeluti dan ditonton.[3]
b. Pengarungan merupakan kegiatan mengarungi sungai yang membutuhkan
keahlian dalam melaksanakannya. Pengarungan biasa dilakukan oleh lima orang
atau lebih, salah satu dari tim menjadi seorang skipper. Skipper merupakan
orang yang memegang kendali atas mengarahkan atau menjadi seorang pemandu dalam
pengarungan.
1) Etika arung jeram
a) Tidak membuang sampah disungai.
b) Ceklist perlengkapan yang dibutuhkkan saat pengarungan.
c) Selalu menggunakan pelampung saat pengarungan dan juga saat berada
di tepi sungai.
d) Rawat perlengkapan.
e) Menjagga kekompakan tim saat pengarungan.
2) Perawatan perahu
a) Jangan merokok didekat perahu.
b) Jangan menduduki perahu ketika perahu ada didarat.
c) Jauhkan perahu dari api dan benda tajam.
d) Cucilah perahu dan peralatan yang lainnya setelah digunakan.
e) Simpan perahu dalam keadaan kering dan terpompa serta diberikan
alas.
f) Simpan perahu di tempat yang kering, tidak lembab dan jangan
terkena sinar matari secara langsung.
g) Jauhkan perahu dari binatang pengerat yang merusak.
h) Sebelum dan sesudah digunakan siram perahu dan jangan sampai
kering.
i)
Jangan
menyeret perahu dan peralatan yang lainnya ketika didarat.
j)
Dalam
penyimpanan perahu diposisikan dalam keadaan miring.
k) Jangan menjemur perahu terlalu lama. (12) Selalu mengecek
peralatan dan perahu secara berskala.
l)
Jangan
menambahkan aksesoris perahu yang tidak berguna yang dapat membahayakan perahu
dan awaknya.
3) Perawatan pelampung
a) Jangan menggunakan pelampung jika tidak sesuai ukuran.
b) Keringkan pelampung ketika sudah selesai digunakan.
c) Pelampung bukanlan bantal kaki atau ganjalan perut.
d) Jangan meninggalkan pelampung diatas perahu untuk waktu yang lama
jika tidak digunakan.
c. Karakteristik Sungai
Terbentuknya karakteristik sungai karena gravitasi bumi yang
disebabkan dengan perbedaan ketinggian antara satu tempat dengan tempat
lainnya. Jeram merupakan air yang mengalir yang disebabkan oleh perbedaan
kemiringan sungai serta melintasi suatu rintangan.[4]
1) Karakteristik sungai yang sering ditemui diantaranya :
a) Ombak atak wave merupakan permukaan air yang bergelombang karena
melewati rintangan.
b) Belokkan atau bends merupakan yang ada disungai dan arus yang
paling deras pada belokan dibagian luar.
c) Arus atau stream merupakan air mengalir yang disebabkan oleh
kemiringan sungai dan perbedaan ketinggian dasar sungai arus dibedakan menjadi
tiga macam yaitu diantaranya Arus utama atau mainstream merupakan arus yang
paling besar diantara arus yang lain. Gelombang berdiri atau standing wave
merupakan gelombang yang terbentuk karena benturan arus yang kuat dengan
rintangan yangg ada disungai. Arus
balik atau reserval merupakan arus yang berputar ke atas dengan adanya
perubahan bidang jatuh yang cukup drastis setelah melewati rintangan.[5]
d) Rintangan Holes merupakan bentuk dasar sungai tertentu yang
dapat membuat arus balik. Kekuatan holes ini berubah-ubah tergantung dengan
tinggi muka air.
e) Undercut merupakan rongga tebing yang berada didalam air terbentuk karena
pengikisan air sungai. Entrapment merupakan celah antara dua batu pada dasar
sungai yang dapat menyebabkan kaki terjepit. Strainer merupakan rintangan dari
pohon tumbang, bambu tumbang, atau ranting kayu yang ada di dalam air dan di
atas permukaan air.
f) Eddies
yaitu, dimana air berhenti atau air yang mengalir ke hulu secara horizontal
yang terjadi karena adanya arus yang menabrak rintangan.
g) Pillow
merupakan kondisi batuan yang dekat dengan permukaan air.
h) Stoper
merupakan batuan yang terlihat dengan jelas dari permukaan air dan tak jarang
formasi batuan membentuk jeram.
i)
Lidah
air merupakan awal dari suatu percepatan air ada sebuah lidah dari arus air
yang cepat dan biasanya membentuk huruf V.
2. Hasil Penelitian
Kegiatan yang dilakukan di alam bebas sngat menyenangkan sekaligus menanntang. Akan tetapi kegiatan di alam bebas juga mempunyai hal-hal yang sangat berbahaya. Sebagai seseorang yang melakukan pengarungan disungai harus mempunyai pemikiran yang cepat dan tepat ketita mengahdapi masalah yang terjadi saat pengarungan.
Pengarungan Hal penting dalam suatu pengarungan adalah seluruh
anggota tim sudah paham dengan apa yang harus dilakukan. Pengarahan biasanya
dilakukan oleh pemimpin tim untuk pengarungan yang telah disepakati bersama.
Posisi anggota tim yang didepan melakukan scouting dan juga melakukan dayungan
pancung Ketika perahu tidak lurus. Scounting juga dilakukan oleh pimpinan grup
untuk segera menentukan jaluur yang akan dilalui. Kekompakan saat mendayung dan
komunikasi yang baik juga sangat diperlukan agar perahu berjalan sesuai dengan
arah. Pengarungan dibagi mejadi dua tim untuk perahu satu digunakan untuk tim
darat. Setiap pengarungan peserta belajar menjadi skipper. Pada saat pengarungan
juga melakukan scouting.
Mapping merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk mengetahui titik Jeram yang dapat kita lalui untuk pengarungan.
Hal yang perlu diperhatikan saat mapping yaitu komunikasi antar anggota tim
agar satu pemahaman saat pengaplikasian terdapat kesalahan ketika saya menjadi
notulen yaitu saat kompasmen menyebutkan hasil bidikan azimuth dan back azimuth
saya salah mendengar hasil yang seharusnya mendapatkan hasil mapping 230 meter
menjadi 220 meter. Yaitu, untuk mengatasi kendala tersebut seharusnya posisi
leader berada di Tengah tengah antara kompasman agar bisa menyampaikan hasil
bidikan ke notulen tanpa harus berteriak karena jika terlalu sering melakukan
hal itu dapat menuras tenaga, serta membuat tenggorakan sakit. Untuk jarak
jeram mendapatkan 220 meter dengan total jeram 4, untuk karakteristik sungai
sendiri berbatuan dan jumlah jeram sendiri banyak dan menemui flat hanya
satu atau dua dan untuk objek yang sering ditemui seperti pillow, stoper
dan standing wave.
Water rescue Merupakan kegiatan
pertolongan serta penyelamatan korban dan memindahkan korban dari tempat
kejadian ke tempat yang lebih aman. Prioritas rescue Keselamatan diri sendiri,
Keselamatan setiap orang yang terlibat didalam tim rescue, Keselamatan
peralatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat rescue Menganalisa
situasi, Merencanakan Komunikasi,
Melaksanakan apa yang sudah direncanakan dan Kembali ke rencana berikutnya atau
rencana selanjutnya. Water rescue (by man by rope), Water rescue (by
rope) dan Water rescue (by man).
D. KESIMPULAN
Kegiatan olahraga arus deras (ORAD) atau rafting suatu kegiatan
mengarungi Sungai yang memiliki Jeram.
Olahraga Arus Deras ini merupakan kegiatan yang bisa dijadikan sebagai salah
satu kegiatan wisata didaerah Sungai dan juga mempunyai banyak manfaat seperti
memperluas pengetahuan terkait
karakteristik Sungai, mapping Jeram Teknik rescue dan cara dayungan serta
melatih kekuatan fisik dan juga mental. Kegiatan pengarungan memerlukan
persiapan yang sangat matang mulai dari segi peralatan dan keselamatan mental
dan fisik anggota tim. Tantangan yang dihadapi Ketika melakukan pengarungan
di Sungai bogowonto yaitu bagaimana jiwa
kita harus yakin, berani dan mengambil Keputusan yang tepat dalam melakukan pengarungan
agar kondisi tim tetap baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Ekawaty,
Reni, Yonariza Yonariza, Eri Gas Ekaputra, dan Ardinis Arbain. “Telaahan Daya
Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Dalam Pengelolaan Kawasan Daerah Aliran
Sungai di Indonesia.” Journal of Applied Agricultural Science and Technology
2, no. 2 (15 Agustus 2018): 30–40. https://doi.org/10.32530/jaast.v2i2.42.
Federasi
Arung Jeram Indonesia, Indonesia White Water Federation, FAJI is Member of
International
Rafting Federation, since 2000
Komaini, Anton, Andri Gemaini, dan
Andi Syaputra. “Pelaksanaan Olahraga Arung Jeram di Sungai Batang Sangir
Kabupaten Solok Selatan.” Gelanggang Olahraga: Jurnal Pendidikan Jasmani dan
Olahraga (JPJO) 2, no. 1 (29 Desember 2018): 167–75.
https://doi.org/10.31539/jpjo.v2i1.421.
Nuryanti, Wiendu
(2004). Pedoman Pengembangan Desa Wisata Di Jawa Barat, Bandung.
Saputra, Trio Adi. “TINGKAT
KEBUGARAN CALON ANGGOTA HIMPUNAN MAHASISWA PENCINTA ALAM UNIVERSITAS NEGERI
SURABAYA DALAM PERSIAPAN PENDAKIAN ‘RED SCARF 3.000 MDPL’” 09, no. 04 (2021).
Sumarsono, Rhama Nurwansyah.
“HUBUNGAN ANTARA POWER LENGAN, FLEKSIBILITAS PINGGANG, DAN RASA PERCAYA DIRI
TERHADAP HASIL PRESTASI DAYUNG NOMOR KAYAK SLALOM ARUS DERAS.” Motion:
Jurnal Riset Physical Education 8, no. 1 (23 Maret 2018): 111–21.
https://doi.org/10.33558/motion.v8i1.480.
No comments:
Post a Comment